Menyikat gigi dilakukan setiap hari sepanjang hidup, tapi apakah caranya sudah benar? Teknik menyikat gigi yang benar memberikan dampak besar bagi kesehatan gigi dan mulut, begitu pun sebaliknya.
Dokter gigi dari University at Buffalo School of Dental Medicine Frank A. Scannapieco mengatakan mulut penuh dengan bakteri yang menempel di gigi. Setelah menempel di sana, bakteri tersebut tumbuh menjadi biofilm atau plak.
Menyikat menghilangkan lapisan bakteri ini setiap hari. Jika tidak, lama kelamaan bakteri akan merusak gusi dan membuat gigi berlubang.
"Saya
khawatir banyak orang tidak benar-benar menyikat gigi sebagaimana mestinya, dan
hal itu menyebabkan banyak radang gusi dan penyakit gusi," kata
Scannapieco, seperti dilansir dari Livestrong, Minggu, 2 Mei 2021.
Inilah
enam kesalahan umum yang sering dilakukan orang saat menyikat gigi.
1. Hanya menyikat gigi
Salah satu kesalahan paling umum dalam teknik menyikat adalah terlalu fokus pada bagian atas gigi itu sendiri dan melewatkan gusi.
"Anda harus fokus pada garis gusi, area di mana sebagian besar bakteri tumbuh," kata Scannapieco.
Plak
yang dibiarkan menempel di samping atau di bawah gusi akhirnya menyebabkan
radang gusi, suatu kondisi yang disebut gingivitis Gingivitis adalah tahap awal
penyakit gusi, menurut U.S. Library of Medicine. Jadi, pastikan memijat lembut
gusi dengan sikat gigi.
2. Pakai sikat gigi berbulu keras
Bulu
yang keras akan merusak gusi, terutama bila menggunakannya terus-terusan, kata
Scannapieco. Sikat gigi berbulu lembut (lihat istilah itu di kemasan) akan
lebih ramah pada gusi dan tetap bisa menghilangkan biofilm yang mengandung
bakteri sebelum mengeras menjadi karang gigi.
3. Salah pilih flosser
The American Dental Association (ADA) merekomendasikan pembersihan di sela-sela gigi sekali sehari. Benang floss, pembersih interdental (alat kecil seperti sikat), dan water flosser semuanya dapat digunakan. Menemukan yang paling cocok akan membantu menghilangkan plak dengan paling efektif.
Misalnya, jika memiliki celah besar di antara gigi, Scannapieco merekomendasikan penggunaan pembersih interdental. Jika memiliki retainer permanen, maka water flosser (alias Waterpik) mungkin bisa membantu.
Adapun
waktu terbaik untuk membersihkan gigi adalah sebelum tidur, bersihkan dengan
benang terlebih dahulu - untuk mengeluarkan bakteri yang terkumpul - lalu
lanjutkan dengan menyikat, kata Scannapieco.
4. Menyikat gigi hanya sebentar
Menurut ADA, durasi menyikat gigi yang benar adalah dua menit. "Saya tidak yakin seberapa keras tanda dua menit telah diuji, tetapi rata-rata orang menyikat sekitar 30 detik, yang mungkin tidak cukup," kata Scannapieco.
Dari flossing hingga menyikat dan kemudian berkumur dengan obat kumur (jika mau), seluruh rutinitas kesehatan mulut harus memakan waktu dua hingga lima menit, katanya.
5. Menghindari pasta gigi berflouride
Fluoride mendapat reputasi buruk dalam beberapa tahun terakhir karena adanya kekhawatiran tentang keamanannya. Ditambah lagi, semakin banyak orang beralih ke bahan alternatif dalam pasta gigi, seperti arang. Namun, fluorida adalah komponen terapeutik aktif yang melindungi gigi, kata Scannapieco.
"Produk
ini mengandung bahan aktif. Semua yang ada di dalamnya untuk nafas dan rasa
segar. Jika digunakan sesuai petunjuk, pasta gigi berfluorida aman," dia
berkata.
6. Tidak menyikat gigi sebelum tidur
Kebanyakan
dokter gigi merekomendasikan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, sekali
di pagi hari setelah sarapan dan sekali sebelum tidur. ADA juga menyarankan
menyikat gigi dua kali sehari.
Namun,
berapa kali harus menyikat gigi per hari tergantung pada kesehatan mulut saat
ini dan faktor risiko. Setidaknya, harus menyikat sebelum tidur. Tak ada alasan
terlalu lelah untuk melakukannya dan menundanya hingga pagi hari. "Mulut
akan mengering saat tidur, dan air liur adalah pelindung alami mulut. Sebaiknya
tidur dengan mulut bersih," kata Scannapieco.
Artikel ini telah tayang di Tempo.co dengan Judul "6 Kesalahan Umum Menyikat Gigi yang Merusak GUsi dan Menyebabkan Gingivitis"
0 komentar:
Post a Comment